Senin, 29 Oktober 2012
Jumat, 26 Oktober 2012
CARA MENGGUNAKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA DENGAN KRITETRIA INTERVENSI NIC DAN KRITERIA HASIL NOC
CARA
MENGGUNAKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA
2009-2012
EDITOR
: T. HEATER HERDMAN, PhD, RN
DAN
DENGAN
KRITETRIA INTERVENSI NIC DAN KRITERIA HASIL NOC
JUDITH
M. WILKINSON
Sebagai
mahasiswa keperawatan, baik itu D III, D IV ataupun S 1 Keperawatan, sudah
pasti akan berkecimpung dengan dunia Asuhan Keperawatan. Sekarang ini, dengan
maraknya postingan blog tentang asuhan keperawatan, bisa membuat kualitas
asuhan keperawatan hanyalah menjadi sebuah dokumentasi belaka yang bisa di MODIFIKASI
ATAU COPY PASTE saja, hanya sekedar untuk memenuhi tugas kuliah yang
diberikan. Tidak lagi berorientasi bahwa Asuhan Keperawatan merupakan senjata
utama bagi seorang perawat dalam melaksanakan tugasnya merawat pasien.
Sebelumnya, saya juga sangat malas
untuk menekuni Asuhan Keperawatan. Namun setelah melanjutkan pendidikan, saya
menyadari bahwa masalah utama dalam tubuh keperawatan adalah berasal dari diri
pribadi masing-masing perawat itu sendiri. Kita lebih bangga melakukan sesuatu
yang seharusnya bukanlah kompetensi utama seorang perawat. Asuhan keperawatan
baik di Rumah Sakit-Rumah Sakit sampai ke Puskesmas-Puskesmas Rawatan sebagian
besar malas untuk menerapkannya. Terlalu banyak alasan dan faktor-faktor teknis
lain yang tidak seharusnya ada. Asuhan Keperawatan bila dipahami merupakan
suatu keharusan bagi seorang perawat untuk melaksanakannya.
Buku-buku yang mempermudah saya
dalam melaksanakan dan mendokumentasikan Asuhan Keperawatan adalah dengan
menggunakan Buku Diagnosis Keperawatan Nanda Internasional dipadukan dengan
Kriteria Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Bila kita pahami kedua buku
ini, akan mempermudah kita dalam menegakkan diagnosa dan menentukan
langkah-langkah tindakan dan kriteria yang ingin kita capai......
Untuk itu saya ingin berbagi tehnik
dan cara menggunakan kedua Buku tersebut (bagi baru memilki kesulitan dan baru
menggunakannya) yaitu :
1.
Lakukan
pengkajian secara komprehensif kepada pasien
2.
Lakukan
analasi data-data yang memungkinkan kita untuk menegakkan diagnosa keperawatan
3.
Untuk
menegakkan Diagnosa NANDA, kita mulai dari penentuan Domain dan Taksonomi (hal
429)
4.
Tentukan
Domain dan Kelas yang mungkin berhubungan dengan kriteria diagnosa yang akan
kita angkat.
5.
Setelah
menentukkan Domain dan Kelas, kita melihat Diagnosa-diagnosa yang disetujui
NANDA pada halaman 431-443. Cari Domain dan kelas yang kita tentukan tadi,
lihat apakah ada diagnosa yang kita maksud. Jika tidak, kembali perhatikan
Domain dan Kelas pada hal. 429
6.
Bila
diagnosa yang kita maksud sudah ada, lihat halamannya pada daftar Isi (sesuai
domain dan kelasnya)
7.
Setelah
kita membuka halaman diagnosa yang kita maksud, lihat batasan karakteristik dan
faktor-faktor yang berhubungan. Sesuaikan dengan data yang kita miliki.
8.
Apabila
data yang kita miliki sesuai dengan karakteristik diagnosa keperawatan NANDA,
maka kita sudah dapat menegakkan diagnosa tersebut.
9.
Setelah
diagnosa keperawatan kita tentukan, gunakan kriteria Intervensi dan Hasil dalam
Buku NIC dan NOC untuk memudahkan kita dalam melaksanakan tindakan keperawatan
dengan hasil yang maksimal. Karena Asuhan Keperawatan dalam NIC dan NOC
berorientasi pada Diagnosa Keperawatan NANDA.
10. Untuk mempermudah mencarinya,
lihat halaman Indeks bagian belakang buku NIC dan NOC.
11. Sesuaikan dengan Diagnosa yang
kita miliki dan pilihlah Kriteria Intervensi dan Hasil yang disarankan.
Sesuaikan dengan kondisi pasien serta fasilitas yang ada di tempat kita
bekerja.
Semakin
sering kita menggunakannya, mungkin selanjutnya kita tidak harus menempuh
langkah-langkah seperti di atas.
Inilah
yang bisa saya bagi dalam postingan kali ini, semoga bermanfaat dan semakin
meningkatkan kualitas Asuhan Keperawatan yang kita lakukan..
PENGGALAN LAGU MARS PPNI :
“melangkahlah
dengan keyakinan lebih pasti, sejajar dalam abdikan diri. Bangkit berdiri dan
langkahkan kakimu itu...Menapak hari esok penuh asa........”
Rabu, 24 Oktober 2012
SEJARAH PERKEMBANGAN PPNI
Tak Kenal Maka Tak Sayang.. Banyak Perawat yang tidak tahu sejarah organisasinya.. Setelah cari2 n browser dapat juga postingan tentang sejarah PPNI. Setiap perawat sebaiknya mengetahui sejarah ini agar kita jg sadar bahwa organisasi PPNI bukanlah organisasi biasa2 saja tapi memilki sejarah dan tujuan yang PASTI..
Inilah sekelumit sejarah Pembentukan Organisasi PPNI di Indonesia....
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah
perhimpunan seluruh perawat indonesia, didirikan pada Tanggal 17 Maret 1974.
Kebulatan tekad spirit yang sama dicetuskan oleh perintis perawat bahwa tenaga
keperawatan harus berada pada wadah / organisasi nasional (fusi dan federasi).
Sebagai fusi dari beberapa organisasi yang ada sebelumnya, PPNI mengalami
beberapa kali perubahan baik dalam bentuknya maupun namanya. Embrio PPNI adalah
Perkumpulan Kaum Velpleger Boemibatera (PKVB) yang didirikan pada
tahun 1921. Pada saat itu profesi perawat sangat dihormati oleh masyarakat
berkenaan dengan tugas mulia yang dilaksanakan dalam merawat orang sakit.
Lahirnya Sumpah Pemuda tahun 1928 mendorong perubahan nama PKVB menjadi Perkumpulan
Kaum Velpleger Indonesia (PKVI). Pergantian kata Boemibatera menjadi
Indonesia pada PKVI bertahan hingga tahun 1942. Pada masa penjajahan Jepang
perkembangan keperawatan di Indonesia mengalami kemunduran dan merupakan zaman
kegelapan bagi bagi keperawatan Indonesia. Pelayanan keperawatan dikerjakan
oleh orang yang tidak memahami ilmu keperawatan, demikian pula organisasi
profesi tidak jelas keberadaannya.
Bersama dengan Proklamasi 17 Agusutus 1945, tumbuh
Organisasi Profesi Keperawatan. Setidaknya ada tiga organisasi profesi antara
tahun 1945 – 1954 yaitu Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI),
Persatuan Djuru Rawat Islam (PENJURAIS) dan Serikat Buruh Kesehatan (SBK).
Pada tahun 1951 terjadi pembaharuan organisasi profesi keperawatan yaitu
terjadi fusi organisasi profesi yang ada menjadi Persatuan Djuru
Kesehatan Indonesia (PDKI). sebagai upaya konsolidasi organisasi
profesi tanpa mengikutsertakan Serikat Buruh Kesehatan (SBK) karena terlibat
dengan pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Dalam kurun waktu 1951 – 1958 diadakan Kongres di
Bandung dengan mengubah nama PDKI menjadi Persatuan Pegawai Dalam
Kesehatan Indonesia (PPDKI) dengan keanggotaan bukan dari perawat saja.
Demikian pula pada tahun 1959 – 1974, terjadi pengelompokan organisasi
keperawatan kecuali Serikat Buruh Kesehatan (SBK) bergabung menjadi satu
organisasi Profesi tingkat Nasional dengan nama Persatuan Perawat
Nasional Indonesia (PPNI). Nama inilah yang resmi dipakai sebagai nama
Organisasi Profesi Keperawatan di Indonesia hingga saat ini.
Nama – nama pendiri PPNI antara lain:
1. Oyoh Radiat, MSc dari IPI – Jakarta
(PB)
2. H.B. Barnas dari IPI – Jakarta (PB)
- Maskoep
Soerjo Soemantri dari IPI – Jakarta (PB)
- J.
Soewardi dari Persatuan Perawat Indonesia Bandung
- Sjuamsunir
Adam dari Persatuan Perawat Indonesia Bandung
- L. Harningsih
dari Persatuan Perawat Indonesia Bandung
- Wim
Sumarandek, SH dari Persatuan Perawat Indonesia Bandung
Kongres Pertama (I) dibuka oleh Menkes RI di Balai
Sidang Senayan Jakarta dan sidang – sidang dilaksanakan di Komplek Angkatan
Laut jalan Kwini Jakarta Pusat berlangsung pada tanggal 15 – 20 Nopember 1976
dengan hasil – hasil Konggres:
- Kode
Etik Keperawatan Indonesia
- AD / ART
PPNI
- Garis –
Garis Besar Program Kerja PPNI
- Bendera
dan Lambang Organisasi
- Pergantian
Kepengurusan:
Ketua : Oyoh Radiat, MSc
Sekretaris : Maskoep Soerjo Soemantri
Sekretariat : Jalan Kimia 10 Jakarta
Pusat
Konggres Kedua (II) dilaksanakan pada tanggal 17 – 21
Juni 1980 di Surabaya The Smilling Nurse Oyoh Radiat, MSc terpilih kembali
sebagai ketua dan telah terjadi regenerasi walaupun masih terbatas. Keperawatan
sebagai pendidikan tinggi mulai dibicarakan lebih inten, konsep keperawatan
sebagai profesi belum tergali dengan baik, kontak dengan International Council
Nurse (ICN) telah diprakarsai walupun belum inten dan efektif.
Hasil keputusan Kongres:
- AD /
ART PPNI
- Garis –
Garis Besar Program Kerja PPNI
- Penetapan
Kepengurusan:
Ketua
: Oyoh Radiat, MSc
Sekretaris
: Maskoep Soerjo Soemantri
Sekretariat : Jalan Kimia 10 Jakarta
Pusat
Konggres Ketiga (III) dilaksanakan pada tanggal 15 – 18
Desember 1984 di Jakarta. Konggres ini dibuka di Istana Negara oleh Presiden RI
Bapak Soeharto, sidang ilmiah dan organisasi dilaksanakan di Wisma Wiladatika /
Panti Usila Cibubur Jakarta Timur.
Hasil Konggres Ketiga adalah:
- AD /
ART PPNI
- Garis –
Garis Besar Program Kerja PPNI
- Pergantian
Kepengurusan:
Ketua
: Oyoh Radiat, MSc
Sekretaris
: Drs. Husein, SKM
Sekretariat : Jalan Kimia 10 Jakarta
Pusat
Pada Konggres Ketiga ini diadakan penyempurnaan AD /
ART ang intinya adalah mengganti istilah:
- Konggres
Nasional menjadi Musyawarah Nasional
- Pengurus
Besar menjadi Dewan Pimpinan Pusat
- Pengurus
Wilayah menjadi Dewan Pimpinan Daerah Tingkat I
- Pengurus
Cabang menjadi Dewan Pimpinan Daerah Tingkat II
Musyawarah Nasional Keempat (IV) berlangsung pada tanggal 27
Nopember – 1 Desember 1989 dibuka oleh Gubernur Jawa Tengah. Hasil yang
disepakati pada Munas IV ini adalah:
- AD /
ART PPNI
- Garis –
Garis Besar Program Kerja PPNI
- Pergantian
Kepengurusan:
Ketua
: Setien Wuntu, MPH
Sekretaris
: Drs. Zaidin Ali
Sekretariat : Pusdiklat Depkes RI
Jl. Hangjabat Kebayoran Baru Jakarta Selatan
Dalam Munas IV ini telah diputuskan “Ikrar Perawat
Indonesia”
Musyawarah Nasional Kelima (V)
dilaksanakan pada tanggal 5 – 29 Januari 1995 bertempat di Wisma Haji Pondok
Gede Jakarta Timur. Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Presiden RI Bapak Tri
Sutrisno. Sidang – sidang ilmiah dan organisasi juga diselenggarakan di Wisma
Haji Jakarta.
Hasil Munas Kelima adalah:
- AD /
ART PPNI
- Garis –
Garis Besar Program Kerja PPNI
- Pergantian
Kepengurusan:
Ketua
: Drs. Husein, SKM
Sekretaris
: Drs. Zaidin Ali
Sekretariat : Jalan Kimia 10 Jakarta
Pusat
Musyawarah Nasional Keenam (VI)
diselenggarakan di Bandung pada tanggal 16 – 18 April 2000, Munas dibuka oleh
Menteri Kesehatan RI Bapak dr. Sujudi, MPH.
Hasil kesepakatan Munas VI antara lain:
- AD /
ART PPNI
- Garis –
Garis Program Kerja PPNI
- 13
Keputusan dan Rekomendasi diantaranya:
Ø Kode Etik Keperawatan Indonesia
Ø Legislasi Praktek Keperawatan
Ø Dewan Pimpinan Pusat diganti Dewan
Pengurus Pusat
Ø Dewan Pimpinan Daerah Tingkat I
diganti Pengurus Propinsi
Ø Dewan Pimpinan Daerah Tingkat II
diganti Pengurus Kabupaten / Kota
4. Pergantian Kepengurusan :
Ketua
: Achir Yani S. Hamid, DNSc
Sekretaris
: Dra. Herawani Aziz, M. Kes., M. Kep.
Sekretariat : Jalan Kimia 10 Jakarta
Pusat
Musyawarah Nasional Ketujuh (VII) dilaksanakan pada tanggal 24 – 28
Juli 2005 di Menado Convention Centre (MCC) Jalan Piere Tendean Boulevard
Manado.
Langganan:
Postingan (Atom)